Skip to main content

Posts

Showing posts with the label sastra

Kamu. Kamu. Dirimu.

Walau ku tak lagi menyapa dirimu, Walau ku tak lagi menyapa dirimu, Ketahuilah diriku masih senantiasa menyebut namamu.. Walau kau tak lagi mengharapkan diriku, Ketahuilah aku masih senantiasa berharap kita akan dapat bertemu.. Kamu. Kamu. Dirimu.

Usai badai

Tidak ada badai yang tidak usai, Cepat atau lambat setiap luka pun akan pulih dan mengering, Mungkin akan meninggalkan bekas, Tapi tidak akan lagi menyakitkan...  Selama kamu percaya hari itu akan datang, maka bersabarlah F.I.

Hanya aku.. dan hanya kamu..

Mencari penggantiku itu mudah, Karena yang lebih baik dariku banyak, Berpaling dariku itu mudah, Karena yang mendambamu juga banyak, Tapi mungkin, tidak akan ada aku yang lain setelah ini.. Yang akan sejauh ini.. Yang akan selama ini.. Yang akan setulus ini.. Karena hanya aku, yang paling bisa menerimamu.. Karena hanya aku, yang akan selalu menunggumu.. Karena hanya aku, yang tak akan meminta banyak darimu.. Selain kamu menjadi milikku dan menemaniku

Menunggumu, atau.. selain itu

Jika kamu ingin kebaikan, Maka ada yang lebih baik dariku Jika kamu ingin keutamaan, Maka banyak yang lebih utama dariku Atau salahkan saja aku, Karena aku tak pernah mampu tampak sempurna Atau hina saja sesukamu, Karena aku tak bisa menjadi seperti umumnya mereka Yang normal-normal saja, Itu bukan aku.. Yang biasa-biasa saja, Aku tidak pernah begitu.. Aku tidak pernah memaksamu, Baik dalam menyukai atau dalam membenci Semua pilihan, penilaian, keputusan, terserah padamu Tidak ada yang salah dengan menolak tawaran,  Atau jika kamu menginginkanku, Sampaikan, bahwa aku ada disini.. Menunggu jawaban pasti dari keyakinan hati

Hello, goodbye..

Aku tidak marah, Meski mungkin kamu melihat kata-kata yang keras dariku Aku tidak kecewa, Meski mungkin kamu mendapati tulisan yang menyayat hati Karena bagaimana pun juga, Faktanya, aku ... dirimu Dan itu tidak akan berubah, Melainkan sebatas kenyataan, bahwa aku sudah tidak boleh meneruskan ini lebih jauh lagi Cukup sampai di situ saja, Maka inilah, terakhir dariku.. Hello, goodbye

Sudut pandang dan perhatian..

Mungkin kamu terlalu sibuk, Hingga tak mampu memperhatikan yang begitu jelas Mungkin kamu begitu fokus, Hingga melewatkan yang begitu terlihat Mungkin kamu sedang bermimpi yang begitu besar, Hingga sulit untuk perhatian terhadap sebuah detail Atau, sebenarnya aku saja yang bodoh.. Hingga tak mampu menyadari bahwa ini semua salah sendiri, Yang tak mau mengakui semua perbuatan diri, Yang akhirnya hanya menjadi masalah saja bagi kehidupanmu, Tolong, sampaikan maafku.. Dan biarkan aku membawa mati semua perasaanku, tanpa perlu dia tahu, apa-apa yang telah aku usahakan lebih daripada itu

Aku masih punya banyak tulisan..

Aku masih punya banyak tulisan.. Sebanyak itu yang ingin aku utarakan, Sebanyak itu pula yang ingin aku tanyakan, Namun apa daya, Hanya sebagian saja yang mampu aku abadikan, Sebagiannya akan aku biarkan, Sebagiannya lagi entah harus diapakan, Karena kamu lebih memilih pergi.. Ketimbang bertahan dan mendengarkan, Maaf jika mampuku hanya membuat tulisan, Memang aku bukan ahli dalam menyampaikan, Ini pun berat, setelah campur aduknya perasaan dan kejadian yang tiba-tiba meradang, Namun inilah kenyataan, mungkin memang harus begini jalan hidupku Baiklah, cukup sekian dulu Saatnya bangun dan kembali melanjutkan perjalanan panjang

Resolusi..

Rasa ini tak pernah berubah.. Ia hanya berhenti tumbuh, Pada titik kamu memilih pergi, Yang hingga kini masih tersimpan, Pada satu bilik hati, Waktulah yang telah dan akan terus membuktikan

Sudah cukup.. (Side B)

Sudah cukup.. Aku memaafkan untuk yang pernah menyakiti, Aku mengikhlaskan untuk yang telah pergi, Aku ingin hidup dengan damai di hati, Aku akan menyambut yang kelak datang menghampiri, Meskipun nanti terjatuh lagi, Meskipun nanti gagal lagi, Meskipun nanti menangis lagi, Aku akan terus perjuangkan hidupku hari ini dan nanti, Oleh karena itu, aku doakan kebaikan untuk semuanya, untukmu dan untuk diriku sendiri.. Selamat petang, untuk yang tersimpan abadi dalam bilik hati

Sudah cukup.. (Side A)

Sudah cukup.. Maafkanlah yang pernah menyakiti, Ikhlaskanlah yang telah pergi, Hiduplah dengan damai di hati, Doakanlah kebaikan untuk semuanya, Terlebih untuk dirimu sendiri.. Selamat pagi, untuk yang telah tersimpan abadi

Tersungkur dalam tak mampu bangkit sendiri

Kukira akan bersua bianglala, setelah mendung sekian lama. Namun lagi-lagi, hanyalah fatamorgana rasa. Harapan semu yang di balut kata-kata, tak mampu terwujud sebagaimana inginnya, tak pernah terengkuh bagaimana pun di dorong karsa. Benarnya itu semua hal yang biasa.. Hanya saja, bodohnya aku yang menjadikannya binasa. Mengulang lagi bala tanpa pernah selesai berkaca Hingga akhirnya jatuh lagi di tempat yang sama.. Bukan banyaknya luka yang menjadikan keperihan, namun matinya asa setelah lama tersiksa

Berakhir di Desember

Aku merelakan bukan berarti menyerah mendapatkan, Hanya saja, Ada beberapa hal yang pada dasarnya tidak bisa dipaksakan, Semoga setelah ini, Segala sedih dan dukanya, Akan berganti dengan tawa dan bahagia, Awas kalau tidak, Aku tidak akan terima.. Desember, 18th

11 Desember

Tergantung tanpa ikatan, Tergadai tanpa jaminan, Yang ada hanyalah penantian, Hari demi hari tanpa kepastian, Berjalan terus berjalan, Dengan atau tanpa harapan, Perjalanan harus terus dilanjutkan..

Aku sebal dengan mereka yang membanggakan ini

Punya paras bak artis dan selebriti, ternyata tidak menjamin bahagia, malah tidak sedikit yang berakhir dengan bunuh diri, Punya gaji bak manajer dan direksi, ternyata tidak menjamin rasa cukup di hati, bahkan masih saja tetap korupsi, Punya kedudukan bak pejabat dan menteri, ternyata tidak menjamin sikap merendah dan akhlak yang terpuji, nyatanya tidak sedikit yang suka membuat skandal dan sensasi, Tolong sampaikan ini pada orang tuamu, keluargamu atau mertuamu.. apakah atribut keduniaan seperti ini yang selama ini mereka banggakan dan cari-cari ?! Maaf, kalau aku tidak tertarik mengejar hal-hal yang mereka banggakan ini. Dan jika kamu pun tidak suka dengan sikapku ini, silakan pergi, gaulilah manusia-manusia yang cocok dengan caramu memandang dunia ini. Cih, aku tak mau peduli..

30 November

Hujan yang tak turun, bukan berarti dia tak datang. Senja yang berlalu, bukan berarti dia tak kembali. Aku yang diam pun, bukannya tak melakukan apa-apa. Tunggu saja.. atau boleh tinggalkan Mungkin menyebalkan. Namun tunggu saja. Atau bersabarlah. Sabar bukan pasrah. Sabar bukan menyerah. Namun sabar, menetapi jalan yang diyakini, meskipun membuatmu lelah. Dan sementara itu, tetaplah melakukan yang harus dilakukan. Hadapi semua yang harus dilalui. Silakan takut, silakan cemas, silakan ragu, tapi jangan berhenti.  Bersemangatlah. Seperti pemuda Surabaya ini, yang meski di November terakhir ini, masih mendapatkan terik dan gerah, namun belum mau berhenti me...mu, sekalipun dalam banyak lain hal, dia sudah benar-benar kalah Surabaya, 30 November

Dan perlahan kamu pun meninggalkanku..

Dan perlahan kamu pun meninggalkanku.. Setelah lama kita bertemu, di saat aku merasa semakin dekat denganmu.  Mungkin saja ini salahku, yang terlalu berharap pada hadirnya konjungsi, nyatanya kita hanya sedang melintas diatas orbit sejajar, yang dipisah oleh gelapnya intergalaksi dan keluasan konstelasi. Ya, awalnya aku memang tak peduli, tapi kini aku harus meniti jalanku lagi.. dan tak bisa kembali.. Melintasi seluruh elongasi dan oposisi yang sepi, Hingga langit berkenan untuk membingkai cerita kita lagi.. Untukmu Venus.. dari aku Jupiter..