Disaat lidah ini mulai terbelenggu, Maka kedua tangan inilah yang akan terus bersuara. Dia yang akan melanjutkan mewakili jiwa dan tak terbatas dalam kisahnya. Hingga pasung datang merenggut suaranya. Dan memenggal setiap kata yang dikeluarkannya. Maka pada apa aku akan tetap bercerita, Pada hening yang menyentuh dasar jiwa, Pada dingin yang mendekap malam sehabis senja, Merangkak aku terlunta, di bawah beranda duka.. -November 25th, 2013-
Belajar, bermain, membaca dan menulis seputar sastra dan pustaka..