Skip to main content

[Review Buku] Re:Kreasi, Komik Indie Modern Anti-Mainstream

"Pada dasarnya, mau kureview kapan komikmu itu terserah aku" -Aku

Guyon, bro...

Akhirnya selesai juga bikin konsep ulasannya dan mikirin gimana caranya ngebuka tulisan ini. Setelah hampir setahun pending terus karena berbagai hal, dengan ini kami (saya) persembahkan, terutama untuk penulisnya, kritik terbuka ulasan ringan terhadap komik Re:Kreasi.


Gambar sampulnya bikin susah tidur di malam hari, harus ditutup atau dibalik dulu ._.

Pendahuluan

Buat yang males baca, inti dari ulasan ini sebenarnya cukup dilihat dari judul postingannya aja. (Ini) komik, indie, modern dan anti-mainstream. Sudah. Ditambah penampakan sekilas dari gambar sampulnya, harusnya sih sudah cukup buat menentukan apakah kalian mau lanjut baca review ini atau mau cari komiknya atau mau lanjut scroll.. scroll.. swipe.. swipe.. layar hape dan monitor kalian sampai kuotanya habis.

Metodologi

Ulasan ini pada awalnya (direncanakan untuk) ditulis spontan setelah selesai membaca isinya sampai akhir. Akan tetapi karena buku ini terakhir dibaca tahun kemarin dan tidak ada catatannya, sehingga harus dibaca lagi dari awal, dan ternyata ada dari situ pun masih ada beberapa catatan tambahan lagi. Catatan tambahan ini kemudian dibuat urut dari halaman depan sampai akhir, dicatat ketika ada bagian yang dianggap 'menarik' (supaya gak lupa), kemudian dibuatkan draft-nya dan mulai ditulis panjang lebarnya disini.

Ulasan

1. Halaman sampul

Dilihat dari depan dan belakang, buku ini sekilas tampak biasa saja, mungkin sama seperti komik-komik lainnya atau seperti sebuah buku bacaan biasa. Tapi ada hal unik yang penulis baru sadari pada saat melihat dari samping, coba perhatikan

Buku dengan tulisan warna ungu itu 'adeknya' Re:Kreasi


Buat yang belum sadar, tulisan sisi samping buku ini cara bacanya agak berbeda, yaitu dari bawah ke atas. Memangnya kenapa? jika kita bandingkan dengan buku lain, misal dengan yang berbahasa inggris dan bahasa arab sekalipun, semuanya tetap dibaca dari atas kebawah jika dilihat dari samping. Bisa jadi pula ini adalah satu-satunya buku koleksi yang seperti itu tulisan sampingnya. Memangnya penting? Gak juga sih, cuma ngasih tau aja...

2. Halaman depan

Halaman depan buku ini kurang lebih masih sama seperti yang ada di Raggedy Tale, hanya saja, kalau boleh kasih usul, mungkin akan lebih baik kalau penulis sekarang berhenti dari keanggotaan PPM, sebagai gantinya, bisa coba gabung ke grup 'Lolifilia' atau 'Polifilia', tentunya dengan loli dan poli yang sudah cukup umur, biar gak kena C Y D U K .

3. Isi buku

Ulasan ini tidak akan membahas dari sisi cerita, melainkan hanya fokus pada poin-poin tertentu saja untuk dikritik dibahas, jadi kalau mau tau ini komik apa, silahkan kontak penulisnya dan tanya gimana caranya kalau mau baca. Sedangkan untuk poin-poin tersebut antara lain

a. 'Playing God'

Komik ini mengangkat satu hal yang mungkin agak sensitif bagi sebagian orang, walaupun di negara-negara tertentu, yang seperti itu sebenernya juga sudah lumrah seperti misalnya di film-film, novel hingga anime. Tidak masalah bagi pembaca yang mungkin wawasannya sudah sampai sana, tapi bisa jadi beresiko untuk pembaca-pembaca sumbu pendek.

b. Saltik, Typo

Walaupun komik ini ada editornya, ternyata masih kelihatan beberapa bagian yang sepertinya kelewatan. Seperti misalnya kurang huruf (halaman 3) dan salah ketik (halaman 45).

c. Kosa kata dan bahasa

Pemilihan kosa kata dan bahasa yang tidak baku atau tidak universal, rasanya akan rawan menimbulkan kebingungan bagi pembaca yang gagal memahami maksud dari kata-kata tersebut. Misal, istilah-istilah atau kata-kata yang sering diucapkan oleh orang Jawa bisa jadi akan sulit (bahkan gagal) untuk langsung dipahami oleh pembaca yang bukan orang Jawa. Contoh: Embuh, bodon, menengo.

d. Ekspresi wajah

Secara umum, karakter-karakter pada komik ini memiliki ekspresi yang sederhana namun mudah dipahami (misal, senang, sedih, takut, marah), ini bagus. Namun ada momen tertentu yang sepertinya penulis mencoba untuk membuat ekspresi kocak, seperti misal pada halaman 38 dan 74. Saran, ekspresi semisal ini rasanya masih bisa dikembangkan lagi, misal jadi lebih.. lebai.. banget.. seperti di komik 'bajak laut pemakan buah setan' atau yang lain.

Penutup

Komik ini bisa dibilang masih cukup menghibur, selama tidak terlalu dipikirkan mengenai jalan cerita, pendalaman karakter dan lain-lainnya. Saya sih menikmati. Baca saja dan ikutlah mengalir dengan ceritanya. Dan doakan juga penulisnya masih bakal berkarya lagi kedepannya. Secara, kabarnya komik ini dan penulisnya sekarang lagi tampil di event Popcon Asia 2017 di Jakarta akhir pekan ini. Gutlak mister, udah gitu aja gak banyak-banyak. Sekian.

Info Buku

Judul: Re:Kreasi
Edisi: Cetakan 1, Oktober 2016
Penulis: Wiartha Asutra
Penerbit: Visual Design (Midnight Snack)

==============================

**Nb: Sedikit bocoran, karakter favorit saya di komik ini namanya Vertigo.


Comments

Popular posts from this blog

Sudah cukup.. (Side B)

Sudah cukup.. Aku memaafkan untuk yang pernah menyakiti, Aku mengikhlaskan untuk yang telah pergi, Aku ingin hidup dengan damai di hati, Aku akan menyambut yang kelak datang menghampiri, Meskipun nanti terjatuh lagi, Meskipun nanti gagal lagi, Meskipun nanti menangis lagi, Aku akan terus perjuangkan hidupku hari ini dan nanti, Oleh karena itu, aku doakan kebaikan untuk semuanya, untukmu dan untuk diriku sendiri.. Selamat petang, untuk yang tersimpan abadi dalam bilik hati